Senin, 01 November 2021

Membangun Ruang Digital Yang Aman Bagi Anak

 Alhamdulillah, terima kasih kepada narasumber kegiatan Guru Motivator Literasi Digital(GMLD). Ini adalah tulisan pertama di dalam blog yang baru saya pelajari diawal November 2021. Semangat untuk belajar memberikan saya kesempatan untuk memiliki blog. Sudah seharusnya kita sebagai guru untuk terus belajar karena tuntutan zaman dan kewajiban mendidik generasi penerus bangsa. Sebagai guru yang mendidik siswa/siswi di era revolusi industri 4.0. Kita harus terus belajar agar kecepatan teknologi tidak menghempas kita pada tembok keterbelakangan, dan menghanyutkan siswa/siswi kita dilautan gelombang perkembangan  teknilogi digital yang arusnya sulit dipahami. Untuk itu, diawal November ini saya mencoba mengikuti pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) di grup Whatapp GMLD 2 dengan narasumber pertama Bapak Wijaya Kusumah, S. Pd. M. Pd yang biasa disapa Om Jay serta Moderator Bapak da'ilMaruf, M. Pd. 



Dalam kegiatan pelatihan GMLTD 2, materi pelatihan akan disampaikan sebanyak 20 pertemuan. Daftar materi sebagai berikut: 


MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK 

Bagaimana cara membangun tempat yang aman untuk anak dalam bermedia digital? Pertanyaan inilah yang akan dijelaskan oleh omjay

Ada 4 hal dalam literasi digital yang harus kita kuasai, sehingga kita bisa menyampaikannya kepada peserta didik kita, yaitu:

  1.  Kecakapan digital,
  2.  Budaya digital, 
  3. Etika digital 
  4. Keamanan digital.



1. KECAKAPAN  DIGITAL
     Maksunya adalah sebagai guru dan orangtua membantu memberikan pemahaman bagaimana mengakses informasi yang ada di internet, dan mengajak anak untuk mampu memahami perkembangan dunia digital yang terus berkembang.  Kedua kita  harus memahami psikologi anak dan perkembangannya dalam dunia digital. Ketiga, Kita harus menyadarkan anak tentang apa saja resiko kejahatan pada anak dan keempat bagaimana cara aman dan nyaman berinternet bersama keluarga tercinta. 



2. BUDAYA DIGITAL 

Dengan pertembangan teknologi digital budaya ketimuran sudah mulai terkikis karena pengaruh informasi di dunila digital sangat sedikit sekali menyuguhkan konten dan informasi yang dikemas sesuai adat budaya Indonesia yang sopan dan ramah tamah.  Banyak konten-konten yang dapat merusak adat sopan santun orang Indonesia menjadi masyarakat yang kurang santun dankurang ramah. konten-konten tersebut dengan sangat mudah dapat diakses oleh anak-anak atau peserta didik. Hal ini merupakan satu penyebab diantara faktor lainnya  yang dapat merusak tantanan nilai luhur budaya sopan santun peserta didik. Oleh karen itu, guru merupakan corong informasi untuk mengarahkan peserta didik untuk membiasakan mengkases internet pada situs yang layak dan sesuai usia mereka. kemudian tugas guru menjelaskan tentang bahaya situs-situs yang tidak jelas manfaatnya seperti situs pornografi yang sering muncul di layar android mereka. Ajarkan peserta didik untuk menggunakan internet secara sehat agar terbiasa mengkonsumsi hanya informasi-informasi positif sehingga dapat menanamkan budaya yang kreatif dalam berdigital. 

3. ETIKA DIGITAL

    Guru dan orangtua harus mampu memberi pemahaman kepada anak atau peserta didik mengenai resiko kejahatan di ruang digital pada anak yang sering terjadi adalah kecanduan games, cyberbully, pelanggaran privasi, kejahatan seksual dan lain-lain yang bisa kita baca di media sosial. Untuk memberikan pehaman tentang ini memang tidak mudah karena terpaut dengan paktor psikologis anak dimasa usia perkembangan mereka. Mereka merupakan sasaran empuk bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab mengajarkan secara tidak langsung prihal buruk tanpa etika di dunia digital. Rasa ingin tahu anak terhadap kemajuan informai dan teknolgi mewajibkan guru dan orangtuaharus mampu melakukan penanaman nilai-nilai positif dalam berdigital dan mengajarkan etika berdigital yang baik. 

4. KEAMANAN DIGITAL
       Agar kita aman dalam berdigital sebaiknya kita mulai, 
  • Smart, tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, passport/KTP, password, dan alamat rumah
  • Alert, jangan mudah percaya dengan hal yang tidak masuk akal, jauhi phising dengan tidak meng-klik link sembarangan
  • Strong, gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas baik untuk akun maupun gawai, biasakan menggunakan two step authentication
  • Kind, sadari aktivitas online yang kita lakukan, untuk mencegah terbentuknya rekam jejak yang membuat kita rawan jadi target kejahatan digital.
  • Brave, mengenali dan mencegah bentuk-bentuk kejahatan di ruang digital
Penjelasan yang luas bisa disampaikan oleh om Jay pada materi ini, saya hanya meresume beberapamateri dan link yang menjelaskan tentang membangun ruang digitalyang aman bagi anak dapat dilihat di https://www.kompasiana.com. Kemudian dapat saya simpulkan bahwa guru dn orangtua berperan penting dalam mensosialisakan cara sehat berinternet dalam Kehidupan sehari- hari khusus untuk anak agar lebih bijak. 

Sebagi tenaga pendidik, mari bekerja sama dengan orangtua peserta didik untuk mencegah, menjaga dan menjauhkan anak anak dari kejahatan dunia maya. 





Membuat Cover Buku yang Menarik

 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI Resum e   Pertemuan       :  27 Kelas               : Gel. 23 Materi              : Membuat Cover ...