Selasa, 15 Februari 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI 

Resume

Pertemuan       : 13

Kelas                : Gel. 23

Materi              : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber    : Susanto, S. Pd

Moderator       : Muliadi

Proofreading sebelum menerbitkan Tulisan sangat penting, membaca beberapa kali sebelum tulisan diterbitkan akan menemukan beberapa tulisan kita yang kurang huruf atau salah ketik, atau salah pemilihan kata. Cara ini sangat diperlukan sehingga ketika tulisan kita dipublikasikan maka akan mudah  dipahami oleh pendengar atau pembaca. 

Materi pada pertemuan ke tiga belas ini dengan tema Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan disampaikan oleh Bapak Susanto, S. Pd beliau sehari-hari mengabdikan diri sebagai guru sekolah dasar di kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Pak D Sendiri adalah alumni kelas BM angkatan 15. Sedangkan moderator yang membersamai materi ini adalah Pak Mulyadi.

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Untuk mengawali pertemuan malam ini Pak D membuat sebuah kalimat dan meminta peserta untuk melakukan Proofreading dan ada beberapa peserta melakukkannya dan ini salah satu contoh dari hasil proofreading oleh peserta.

Kalimat yang beliau kutip:

"Hmm...aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kiat-kiat dari Pak Mazmo." Kata Cici.

Masih bisa diperbaiki:

"Hmm ... aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kiat-kiat dari Pak Mazmo," kata Cici.

Tanda Elipsis/Titik Tiga (...)  dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan, biasanya untuk memberikan jeda pada dialog. Menurut PUEBI tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. Mengapa kata "kata" ditulis dengan huruf kecil? Hal ini berkaitan dengan aturan penulisan "dialog tag". 

Perlu diketahui ada perbedaan antara editing dan proofreading

EDITING

PROOFREADING

 

Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan

 

 

 

Melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan.

proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.

 


Sebagai seorang proofreader harus mampu memahami yang mana kalimat aktif, apakah susunan sudah tepat atau belum dan apakah subtansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca. Jadi menjadi proofreader tidak hanya membetulkan ejaan atau tanda baca saja. Namun juga yang paling penting  dari tugas seorang proofreader adalah dia harus bisa membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi bacaan tersebut .

 Mengapa harus melakukan proofreading?

Membaca ulang tulisan yang sudah selesai kita tulis itu suatu keharusan, meskipun ada pepatah mengatakan “ berpikir dulu sebelum berkata-kata” namun sedikit berbeda pada hal menulis “ Tulis dulu menjadi tulisan, baca dan pikirkan kesesuaiannya” he...he...

Dengan membaca ulang apa yang telah kita tuliskan maka akan menemukan kekurangan yang dapat kita sempurnakan. Hal-hal kecil akan sering kita lakukan dalam penulisan misalnya kesalahan pengetikan satu huruf saja sudah mengubah arti atau makna dan satu kalimat. Saya contohkan “ saya akam perhi ke padar” seharusnya kalimat tersebut diketik menjadi “ saya akan pergi ke pasar” jadi kesalah tiga huruf dalam kalimat tersebut sudah membuat pembaca bingung. Tulisan atau cerita yang ditulis menarikpun akan kehilangan subtansinya jika terjadi banyak kesalahan dalam pengetikan.

 Menurut Pak D berikut ini Langkah-langkah untuk memulai proofreading

1. Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan                         memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

2. Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk                         meningkatkan aliran teks.

3. Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi     gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

4. 1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

     2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

     3.  Konsistensi nama dan ketentuannya

     4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

5. Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan    penyingkatan kata.

5. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik,           tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata        yang mengikutinya.

Berikut ini adalah cara pak D belajar PUEBI dengan membuat flyer.

 






Penting sekali bagi penulis yang baru belajar menulis seperti saya untuk melakukan proofreading, betul kata Pak d biarkan dulu tulisan yang baru selesai diketik dalam beberapa menit atau bahkan satu malam. Setelah mendapattkan energi baru, mulailah menjadi proofreader untuk tulisan sendiri. Ilmu yang luar biasa. terimakasih Pak D Susanto narasumber hebat dan moderator semoga selalu dalam keberkahan. Salam literasi, sehat selalu.





 

 

 

Membuat Cover Buku yang Menarik

 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI Resum e   Pertemuan       :  27 Kelas               : Gel. 23 Materi              : Membuat Cover ...