Selasa, 23 November 2021

ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL

BERPIKIRAN MELENIAL DI ERA DIGITAL

Menyadari perkembangan teknologi dan informasi, sebagai guru sudah seharusnya kita mengubah midset untuk membersamai perkembangan era digital. Belajar untuk memahami berbagai kemudahan yang ditawarkan digital dalam mengembangkan potensi diri dan mensosialisasikan kepada siswa bagaimana mereka harus menggapi perkembangan ini secara positif. Oleh karena itu, guru lah yang pertama harus menguasai perkembangan era milineal.

Untuk memahami perekambangan era digital dan mendidik anak melinial sebagai guru tidak boleh bosan dan capek mengupgrade kompetensi diri. Alasan tersebut yang membuat saya harus belajar lebih walaupun tertatih-tatih. Hari ini Senin 22 November 2021 di pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD2) di pertemuan ke-10, kami belajar materi tentang ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL  dengan narasumber Bu Rosminiyati, S.Pd. lahir di Pangkalpinang pada 5 April 1970, berprofesi sebagai guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang dari tahun 1994 hingga sekarang. Bapak Muliadi, S. Pd. M. Pd. belaiau adalah pemateri pada di pertemuan ke-8.

Ini  adalah buku Bu Ros dari hasil Belajar Menulis yang beliau tulis diblog 




Dalam pembelajaran kali ini Bu Ros memulai materi dengan memberi definisi kata"Berani"

Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).

Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?

1. Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.

2. Menyalurkan hobi. Hobi merupakan hal yang menarik untuk didokumentasikan, kadang bagi kita apa yang menjadi kegemaran kita adalah hal yang luar biasa namun tidk bagi yang tidak biasa. mereka akan sangat tertarik jika melihat sesuatu yang menyenangkan dan belum pernah mereka lakukan atau suatu tempat yang menarik belum mereka kunjungi. Jika mengabadikannya di ruang digital itu akan menginspirasi orang lain.

3. Tambahan Pengahsilan dari hobi yang menarik akan membuat banyak viewer dan pendukung yang ahirnya tanpa kita sadari akan mendapat penghasilan tambahan.

4. Berbagi peluang kita berbagi kebaikan semakin meluas dengan adanya digital, diatkan untuk selalu membagikan konten dan tulisan-tulisan yang positif seperti memberi motivasi, mendoakan orang lain. Bahkan kita dapat berdakwah melalui platform digital.

Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital

1. Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.

3. Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasilitas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.

4. Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.

5. Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bukanlah hal sederhana.

        Sebagai guru motivator, yang harus dilakukan  adalah mampu membuat sebuah dorongan perubahan terhadap lingkungan sekitar tempat kerja paling tidak kepada rekan kerja dan pada peserta didik. Agar timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan kegiatan literasi digital seperti membaca dan menulis dalam memanfaatkan ruang digital.

Untuk membuat suatu perubahan, tidak lah muadah. Kita yang menginginkan perubahan itu terjadi yang harus terlebih dulu berubah. Para peserta didik akan mudah mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh guru atau arahan guru jika gurunya menyampaikan suatu perintah arahan dengan benar dan tepat. Oleh karena itu, perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.

Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:

1. Tidak bisa -> bisa;

2. Tidak berani -> berani;

3. Sudah bisa -> banyak/terampil;

4. Banyak -> berkualitas;

5. Sendiri -> kolaborasi;

6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;

7. Tidak berguna -> bermanfaat;

8. Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi;

Yakinlah sekecil apapun perubahan yang kita lakukan dalam kebaikan dengan tetap menghangharap ridho Allah SWT maka lelah itu akan mendapat balasan kebaikan pula.


Mari kita bahas satu per satu:

1. Mengubah mindset (pola pikir), antara lain:
•Usia tua  Merasa muda
•Guru jadul -> Guru gaul
•Tidak sempat ->Menyempatkan diri
•Tidak mampu -> Saya bisa
Pada diri sendiri saya berpesan selalu lah berjiwa dan bersamangat muda untuk melakukan perubahan yang lebih baik, Usia boleh tua namun jangan dijadikan alasan untuk melakukan perbaikan dalam pendidikan. Selama kita adalah guru maka untuk memotivasi siswa untuk lebih maju di zaman digitalisasi adalah kewajiban kita. Agar siswa termotivasi tentunya penampakan tua boleh namun jiwa muda penuh karya tetapmenjadi inspirasi para siswa.

Ketika  membaca kalimat ini dari Bu Ros ”Tidak sempat” juga sering diajadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.

    Benar yang disampaikan Bu Ros, mengatur waktu itu sangat penting. Pengalaman saya pada hari Materi ini disampaikan. Kondisi saya sangat tidak kondusif pada jam 12.45 WIB saya sudah berada di tempat undangan pelantikan pengurus PATAYAT NU yang juga dihadiri wakil gubenur Provinsi Kepri. Sepulang dari kegiatan tersebut, jam 16.30 kemudian saya menepati janji untuk mendokan ULTAH ponakan dirumahnya dengan menghabiskan waktu 30 menit menjemput anak dan langsung kerumahnya. Kemudian pada jam 17.15 kami kembali kerumah mempersiapkan ibadah maghrib dan menemani anak belajar dan bercengkrama. Pada jam 19.30 WIB saya kembali menghadiri undangan temuramah bersama Ka. Kanwil kementrian Agama dengan ketua Ormas Islam yang kebutan saya diamanahkan menjabat sebagai ketua PD. BKMT Kab. Natuna dan acara selesai jam 21.30. sesampainya dirumah my litlle son sudah menunggu minta dinina bobokan dengan sholawat badar khas pengantar tidur. Akhirnya pada jam 22.14 baru bisa membaca materi dari Bu Ros. Alhamdulillah luar biasa, perempuan berjiwa melenial menularkan virus semangat untuk membuat perubahan. Bu Ros menyampaikan banyak hal tentang perubahan benar saja untuk berubah niat itu sangat penting. Perubahan ini berawal dari niat untuk memberi contoh pada anak-anak yang menjadi tanggung jawab saya dirumah. Untuk hasil lainya biarlah Allah menentukan.

 .

3. Berani keluar dari zona nyaman. Dulu saya sangat merasa nyaman dengan mengisi waktu hanya dengan membaca berita di sosmet atau menonton cerita, namun sekarang saya merasa ada tantangan lain ketika dapat menyelesaikan tugas pada setiap sesi di pelatihan GMLD2.

 4. Bergabung dalam komunitas. Dulu guru saya pernah berkata jika berteman dengan tukang minyak wangi maka kamu akan terpercik wanginya. Seperti itulah yang saya rasakan bergabung dikomunitas guru mau menulis dan saling memotivasi tersa ada semangat yang tertular dan banyak ilmu yang bermanfaat yang sebelumnya belum saya ketahui saya dapatkan disini.

5. Bangun kolaborasi. Kemarin saya baru menyelesaikan pembelajaran menulis yang dibina oleh Bu Sri Sugiastuti (Kanjeng). Kemudian dengan berkolaborasi dengan peserta lainnya menulis buku antologi benar dengan berkolaborasi bisa saling melengkapi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.

Pada meteri ini juga bu Ros membagikan video berikut ini sebagai contoh hasil kolaborasi. Beliau yang belum bisa membuat video, tapi menghasilkan video karena adanya kolaborasi. berikut linknya. https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs

6. Mulai. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi. DO WHAT YOU CAN DO TODAY, DON'T POSTPONE IT UNTIL TOMORROW.

Bagaimana caranya?

1. Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

2. Melakukan sosialisasi tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:

Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;

Pada saat upacara atau waktu khusus.

3. Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.

Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.

4. Memotivasi:

Mengadakan perlombaan;

Memberikan hadiah, dll.



Dari diagram diatas dapat kita pahami bahwa guru motivator hendaknya bisa menjadi pelopor perubahan literasi sekolah agar lebih berkembang. Guru motivator harus membawa perubahan terhadap literasi di lingkungan sekolah melalui media digital. Menularkan budaya berliterasi kepada para guru dan siswa.





Ranai, 22 November 2021


Sosialina, S.Pd. I






Membuat Cover Buku yang Menarik

 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI Resum e   Pertemuan       :  27 Kelas               : Gel. 23 Materi              : Membuat Cover ...