Selasa, 30 November 2021

WEBINAR KEGIATAN LITERASI DIGITAL KABUPATEN NATUNA

 


        Beberapa program pemerintah pusat dan daerah bersama kominfo melaksakan webinar untuk mensosialisasikan memahami makna literasi digital kepada masyarakat. Sebagai peserta pada webinar literasi digital Natuna dengan tema Meningkatkan Wawasan Kebangsaan, saya mencoba mengabadikan sedikit pengetahuan tentang literasi digital dalam tulisan singkat ini sebagai aplikasi dari proses berliterasi digital. Saran dan masukan pembaca sangat diharapkan untuk membangun pemahaman saya tentang literasi digital.

         Ada empat Narasumber dalam kegiatan webinar yang pertama adalah Bu Dwifa Kesuma karena dalam proses zooming ini saya sedang mengajar, maka saya  mendapat beberapa point saja dari penyampaian beliau yaitu bagamana seharusnya kita memahami dan menyesuaikan diri dalam era digital sekarang ini. 

            Kita terutama akademisi di dunia pendidikan diharapkan mampu menguasai digital untuk perkembangan dunia pendidikan. Kecakepan digital bermakna memiliki kemampuan untuk menggunakan secara bijak dan sehat terhadap fitur-fitur dan aplikasi yang ada dalam dunia digital saat ini. Kemudian, sebagai pendidik memahami perkembangan digital sangat penting karena guru adalah satu sumber penyampai informasi kepada peserta didik.

         Guru yang paham dan bijak berliterasi digital akan menyampaikan bagaimana cara sehat dan positif dalam berdigital kepada peserta didik. Menjelaskan informasi yang layak dikonsumsi peserta didik dan mencegah penyebaran hoaks atau konten-konten negatif lainnya seperti ujaran kebencian, dan pornografi. Guru yang cakep berlitirasi digital biasanya juga akan menebar kebiasaan positif dengan mengajak para peserta didik memanfaatkan digital dalam proses pembelajaran di kelas baik daring maupun luring. Digitalisasi dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah hal yang biasa selama keinginan dan jaringan internet mendukung, guru dan peserta didik dapat menambah kreativitas dengan belajar melalui video pembelajaran, atau menulis di kertas digital atau blog, memberikan dan membuat tugas melalui video dan menulis di blog itu mengasyikkan dan kreatif. 


        Setiap apa yang kita posting di dunia digital akan menjadi jejak digital kita, oleh karena itu tinggalkan jejak positif di dunia digital seperti yang disampaikan narasumber kedua yaitu Fikri Haldi. Namun, kadang  pengguna digital tidak meyadari menulis dan membaca di smart phone dan komputer merupakan proses berliterasi digital. Membuat video dan menyebarkan video juga proses literasi digital. Berikut ini beberapa tips untuk meninggalkan jejak digital dengan baik, lakukan :

    • Berusaha untuk membuat jejak kebaikan secara digital dapat berupa tulisan atau poto kegiatan.
    • Merekam dokumen cetak melalui tulisan digital, seperti menulis resume sebuah buku.
    • Pilihlah ruang digital yang kita miliki dengan identitas yang jelas.
    • Tidak yakin dengan keamanan digital gunakan saja nama pena, dan optimalkan sosial media sebagai bahan belajar. 
    • Gunakan kemampuan yang dimiliki dengan penuh keyakinan bahwa kita bisa membuat jejak gital.

 


        Pada sesi Narasumber ketiga disampaikan oleh Bapak Umar Natuna, beliau menjelaskan tentanga Peran Komunitas Akademik dalam Pendidikan di Era Digital. Siapakah Komunitas akademik? Komunitas akademik adalah sekelompok atau kumpulan orang yang berintraksi dalam bidang akademis disini khususnya pendidikan, termasuk guru, dosen dan tenaga kependidikan. Bagaimana peran akademis dalam pendidikan di era digital? 
         Guru berperan penting untuk mengsosialisasikan berdigital yang baik dan membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi peserta didik maupun pengajar dalam menerapkan sistem pembelajaran secara digital. Guru juga harus bekerja sama dengan orang tua untuk membersamai kemajuan teknologi digital yang sangat berdampak pada perubahan zaman dan pola tingkah laku anak. Guru dan orang tua harus bisa menanamkan nilai positif yang lebih terhadap peserta didik atau anak di rumah untuk menyeimbangkan antara kemajuan intelektual dan imtaq. Intelektual mudah berkembang dengan selarasnya kemajuan informasi dan teknologi namun juga berpengaruh pada pola tingkah laku anak. Tidak jarang guru mengalami kesulitan untuk mendidik dalam hakikat menanamkan nilai moral yang baik sesuai amanah pendidikan atau menciptakan anak berahlakul karimah. Masalah ini disebabkan tidak selarasnya perekemabangan intelektual akibat kemajuan teknologi dengan penanaman karakter kepada anak. Terlalu seringnya berintraksi dengan alat yang tidak memiliki rasa maka akan mematikan kepekaan rasa emosinal seperti rasa empati pada lingkungan sekitar. Sudah seharusnya komunitas akademik membuat solusi bagaimana cara menyeimbangkan kecerdasan Intelegensi, Spritual dan Emosional.   

 


        Berhungan dengan Narasumber sebelumnya, maka disesi keempat Bapak Kepala dinas Pendidikan Natuna Bapak Herman, SH menyampaikan tantang Etika Berjejaringan, Jarimu Harimaumu: Dari Bercanda Hingga Penjara. Membaca judul materi yang disampaikan beliau sudah bisa sedikit kita pahami bahwa etika berkaitan dengan moralitas. Baik atau buruknya etika seseorang akan nampak pada apa yang dia ucapkan baik perkatan dalam pembicaran maupun perkatan dalam tulisan. Etika baik akan menghasilkan perbuatan baik berupa postingan positif di dunia digital. Sebagai masyarakat digital hendaknya kita semua jangan mudah terprovokasi dan mudah menebar berita hoak. Sudah semestinya kita guru membersamai kemajuan era teknologi digital dan informasi ini dengan mensosialisasikan berdigital yang baik. Mengawas diri dan keluarga agar tidak mudah tergoda untuk melakukan hal-hal negatif di media sosial. Ingatlah sekecil apapun yang kita  lakukan baik atau buruk akan kembali kepada diri kita sendiri, 



                
Dengan memahami tentang literasi digital sebagai guru mari kita syiarkan literasi sehat dan bermanfaat untuk memenuhi potingan positif di dunia digital semakin banyak postingan positif yang dibuat dan dikonsumsi masyarakat maka akan berdampak positif pula dalam dunia nyata. Terima kasih kepada admin grup Guru Natuna Berbagi 1, banyak informasi positif yang kami dapat untuk meningkatkan kompetensi diri. Terus semangat belajar sepanjang hayat.

         

Senin, 29 November 2021

BERBINCANG DENGAN HOAX, SOSMED DAN MEDIA DIGITAL

         Memahami hoaks itu penting untuk kepentingan diri sendiri dan orangn lain. Hari ini pada pertemuan ke-13 Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD2) kami belajar dengan materi BERBINCANG DENGAN HOAX,  SOSMED DAN MEDIA DIGITAL  sebagai narasumber adalah Bu AAm Nurhasanah, S. Pd. Beliau adalah Guru Bahasa Indonesia di SMPS Mathla ul Hidayah Cipanas Lebak. Hari ini kembali materi dipandu oleh Pak Dail Ma'ruf. 




Hoax adalah berita bohong atau berita yang sesungguhnya harus diverifikasi kebenarannya. Jangan dulu percaya dan main share saja jika infonya belum valid. Jika kita menerima berita hoax dari orang yang belum kita kenal, kita bisa melaporkannya ke kominfo. Seiring perkembangan zaman, medsos dan dunia digital adalah makanan empuk untuk menyebarkan hoax. 

Trik agar kita tidak terjerat perangkat hoax di medsos ?

yaitu  gunakan medsos dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Akan lebih bijak jika kita share ilmu yang bermanfaat. Berpikirlah dulu sebelum mengeshare berita atau gambar maupun video yang belum jelas kebenarannya. Memahami dengan positif setiap kejadian dan postingan yang masuk dalam HP kita.

Tips untuk tetap positif

  • Hadapi dengan senyuman bisa membuat hati lega dan terhindar dari tekanan darah tinggi.
  • berlatih Reframing yaitu menjadi pribadi yang tidak mudah terpancing.
  • membangun ketahan maksudnya menjaga hubungan baik dengan siapa saja dan terimalah perubahan sebagai sebagian dari kehidupan. 

 

Ketika mendapat sebuah berita dan minta disebarkan hendaknya buktikan dengan mengecek kebenarannya terlebih dahulu.

Ciri-ciri hoax yang bisa dikenali :

1. Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan.

2. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.

3. Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.

4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.

5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.

6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.

7. Memberi penjulukan.

8. Minta supaya di-share atau diviralkan.

9. Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.

10. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan         narasumbernya.

11. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal, di mana alamat media dan penanggung jawab         tidak jelas.

12. Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi. 

Lebih cakap dan cerdas di era digital dan bagikan ilmu yang memotivasi, menebar energi positif, dan menginspirasi. 

Seperti bunyi surat QS. Al Hujarat ayat 6

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan(kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Demikian pentingnya menjaga diri dari sesuatu yang belum tentu atau jelas kebenaranya. Berita hoaks dan sejenisnya hendaklah dipahami oleh semua pengguna digital. agar tidak terjebak dalam kebohongan dan kerugian. Terima kasih kepada narasumber dan moderator untuk kesempatan materi hari ini.

 

Ranai, 29 November 2021


Sosialina 


 



Jumat, 26 November 2021

MENGEKSPRESIKAN DIRI YANG BAIK DI MEDIA SOSIAL

Sore hari pergi rapat,                                                           Tidak dipikir dunia digital,          

Membahas Kebaikan masa depan,                                       Akan lelah masa mendatang,         

Sorry, zooming sering terlambat,                                         Tidak oncam karena signal, 

Menulis resume jadi kelupaan,                                             Agar terdengar suara lantang,


        Mengekspresikan diri dengan baik itu gampang-gampang sulit, Jika hanya mengekspresikan diri  tanpa memikirkan nilai positif bagi diri dan orang lain, banyak yang bisa melakukannya. Terutama sekarang ini sering dibaca dan dilihat di medsos, siapa saja bisa mengeksprsikan dan membagi informasi secara bebas jika sudah punya email maka siapapun bisa exsis di platform digital manapun sepereti FB, IG, Telegram Dll. Kadang kita membaca dan melihat konten yang banyak memuat hal-hal-negatif sehingga yang membaca atau yang menonton merasa terganggu dengan konten tersebut. Kemudian sangat disayangkan dengan perkembangan era digital ada oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kesempatan ini dengan mencari keutungan dengan berbagai tipu muslihat sehingga merugikan orang lain. Oleh karena itu kami pada pelatihan GLMD2 dipertemuan ke-12 membahas materi bagimana JADILAH NETIZEN YANG BAIK  materi disampaikan oleh Bu Sri Sugiastuti, S. Pd. M.Pd dengan moderator Bapak Dail Ma'ruf. 




Narasumber hebat kali ini adalah pengurus PGRI Surakarta, Mengenal beliau pertama kali di kelas menulis WIMP beliau juga seorang Motivator dengan kalimat-kalimat positif untuk meningkatkan semangat menulis dan mengembangkan literasi. Berbicara tentang Jadilah Nitezen Yang Baik, hari ini saya mendengar banyak peserta mencerikan kejadian yang tidak menyenangkan pernah dialami. Para peserta bebas berdiskusi pada zooming ini saya lebih memilih untuk mendengar saja. Semoga apa-apa yang didiskusikan tidak pernah saya alamai. Menurut Bukanjeng ada beberapa cara untuk menjadi Nitizen Yang baik ( Menggunakan Medsos secara bijak dan bertanggung jawab) yaitu:

1. Jangan asal posting

     Mulailah untuk berpikir terlebih dahulu sebelum membuat tulisan dan konten lainnya, apakah yang akan diposting akan berdampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. 

2. Tidak perlu detail mencantumkan informasi

  Dalam membuat postingan atau konten hendaknya hanya mencantumkan informasi secara umum saja, dikhawatirkan ada oknum yang tidak bertanggung jawab akan memanfaatkan informasi itu untuk hal yang tidak baik. 

3. Jaga etika

4. Selalu waspada jangan langsung percaya

5. Filter akun-akun yang diikuti

TIPS BIJAK DAN AMAN BERMEDSOS

  • Pilih-pilih konten yang mau dibaca 

  • Follow hanya teman terdekat dan terpecaya

        Media Sosial akan menghanyutkan siapa saja yang tidak bijak menggunakannya, jangan sampai yang DEKAT MENJADI JAUH  artinya karena sibuk dengan besosial media mengikis nilai kebersamaan dalam bermasyarakat, ketika berbicara langsung dengan depan orang didepan kita malah tidak memperhatikan lawan bicara itu membuat kurang etika dan YANG JAUH MENJADI DEKAT, artinya teman-teman disosial media sering disapa sedangkan teman dan keluarga jarang bertegur sapa. Mengintropeksi diri sendiri kadang sering ini dilakukan tanpa disadari. Alhamdulillah pembelajaran yang luar biasa, Siapa kita akan nampak dari tulisan dan apa yang kita ucapkan. 

 

  Ranai,  November 2021

 

Sosialina 

Rabu, 24 November 2021

KETERAMPILAN DIGITAL UNTUK MASA DEPAN YANG CERAH

 




            Setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengatur ataumenyusun kehidupannya, ada hanya dengan cara yang santai saja. merteka hidup untuk hari ini tanpa memikirkan apa yang akan terjadi atau apa yang akan mereka lakukan dihari esok. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan sering guru mengarahkan siswa untuk memiliki cita-cita. Mengapa guru suka bertanya tentang cita-cita peserta didik? tujuannya adalah agar peserta didik membuka pikiran mereka tentang bagaimana peserta didik tersebut melakukan usaha untuk mencapai tujuan dari cita-citanya. Tentunya, guru membimbing apa saja yang harus dilakukan peserta didik untuk meraih apa yang mereka cita-citakan yaitu dengan belajar sungguh-sungguh memilih jurusan pendindidikan yang akan menjadi jalan untuk meraih cita-cita tersebut. Guru juga selalu membuka pola pikir peserta didik, menginspirasi peserta didik dengan berbagai cara untuk menumbuhkan skill khusus agar kelak mudah dalam hidup bermasyarakat.

            Di era digital ini, tidak hanya peserta didik yang harus memahami masa depan seperti apa yang akan mereka jalani. Guru juga harus memahami dengan satu langkah lebih dahulu dari pada siswa. Kemajuan digitalisasi seakan menghanyutkan kita diruang tak kenal massa. oleh karena itu dipetemuan ke11 ini pada pelatihan GMLD2 kami diberikan ilmu untuk memahami KETERAMPILAN DIGITAL UNTUK MASA DEPAN YANG CERAH yang disampaikan oleh Bapak Deni Darmawan beliau dibawah ini adalah karya beliau yang luar biasa. 


Pada pertumuan ini kami juga dibersamai oleh ibu Helwiyah, S. Pd yang pada pertemuan ke-9 beliau sebagai narasumber sungguh Bapak/ Ibu yang luar biasa.


Keterampilan digital seperti apakah yang diperlukan agar Masa depan kita cerah?

    Zaman berlalu begitu cepat dengan persaingan teknologi revolusi industri, hingga tanpa disadarai sekarng kita sudah memasuki era socity 5.0 padahal baru kemarin rasanya memasuki era revolusi industri atau 4.0. Oleh karena itu, teruslah beradaptasi dengan perubahan sehingga pembelajaran yang akan kita terapkan dalam dunia pendidikan juga sesuai dengan zamannya. Keterampilan digital harus ditingkatkan, seperti kemarin dimasa pandemi kita dihadapkan pada setuasi dimana mengajar peserta didik dari jarak jauh via online. Sebagai guru diminta untuk menguasai digital dalam menyajikan pembelajaran yaitu dengan mengirim tugas via Wa, googleclass, zoommeeting dan mengirim video pembelajaran. Guru mau tidak mau harus meningkatkan kemampuan digitalnya dalam mentrasnfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Bagaimana memperoleh dan memanfaatkannya?


link sebuah film https://www.youtube.com/watch?v=rjLVCpE3kuw ada sebuah film yang menarik yang pernah pak Deni lihat yang menggambarkan masa depan.

 


Guru itu digugu dan ditiru. “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” artinya di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. Begitu kata Ki Hajar Dewantoro (Bapak Pendidikan Indonesia). Semboyan itu terus kita pegang sebagai pengajar dan pendidik, agar kita terus menjadi teladan, terus mau belajar dan terus memotivasi peserta didik kita. Nah, menjadi motivator guru literasi digital (GMLD) kita harus bertransformasi menjadi menjadi guru abad 21,  yaitu menjadi guru yang multitasking. Guru yang mempunyai keterampilan digital. Guru yang sudah melek teknologi, istilah yang dipakai oleh Bapak Munif Chatib, guru harus bermigrasi agar bisa akrab dan menggunakan teknologi untuk aktivitasnya.

Silahkan baca artikel saya di portal media online https://tangselmedia.com/guru-melek-literasi-digital.html Guru membutuhkan keterampilan membaca cepat nih. Tips membaca cepat di kanal youtube Pak Deni https://www.youtube.com/watch?v=YlAwRLyB_Dk keterampilan itu adalah skill yang dapat dipelajari diasah agar menjadi suatu kemampuan.

Bagaimana dengan keterampilan literasi digital agar tidak gagal paham.


kemampuan digital adalah kemampuan kita memanfaatkan platform digital dengan membuat konten ataupun tulisan yang bisa dinikmati orang lain. Apa saja keterampilan abad 21 atau keteramppilannnn 4.0 ini? Yuk liat gambar ini


Pak Jokowi juga pernah bilang, langkah transformasi digital dalam menghadapi era ini. 
Pertama  mempunyai SDM talenta digital.




Keterampilan digital itu meliputi Keterampilan 4C itu : Creativity dan Inovation, Critical Thingking, Communication, and Collaboration.

1. Kreatif dan inovasi  harus dimiliki oleh kita. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide, mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah pada tahap ini maka sudah mampu melakukan “gebrakan” inovasi. Pak Deni menulis artikel populer di Media Indonesia agar anak bangsa bisa melakukan “gebrakan” inovasi kala pandemi.
https://mediaindonesia.com/opini/417017/gebrakan-inovasi-kala-pandemi Semua dimulai dari ide dan dibuktikan dalam bentuk nyata dengan melakukan terobosan beirbagai inovasi.
 
2. Critical Thinking. Simak audio saya Bapak/Ibu. Dulu, saya juga pernah loh jadi penyiar radio, tp di channel 15.57 AM merupakan kemampuan cara berpikir kritis dalam menerima berita hoaks untuk menerima informasi sehingga kita tidak mudah termakan berita hoaks. kita perlu membuat pertanyaan W5 H untuk mngecek kebenaran terhadap suatu berita yang didapat.

3. Kolaborasi kemampuan bekerjasama untuk saling mendorong mewujudkan suatu kreativitas sehingga dapat menghasilkan konten yang menjadi tuntunan bukan hanya sebagai tontonan.  Sebagaimana Om Jay sudah memberi contoh berkolaborasi dan kawan-kawan dalam membuat program berbicara, menulis dan motivator guru literasi digital. Tanpa kolaborasi, sulit rasanya mewujudkan program-program “super keren” itu. Sinergi dalam gerakan yang membangun, sehingga akan muncul guru-guru penggerak dalam kolaborasi. Dari kelas-kelas menulis juga lahir penulis-penulis buku. Dari kelas-kelas itu juga mendobrak SDM talenta digital guru.  Amazing bukan! Om Jay gitu loh.


Berikut adalah video konten kreatif yang dibuat oleh mahasiswa dalam membumikan nilai-nilai pancasila. Diharapkan , hasil konten kreatif kolaborasi ini mampu membuka kesadaran generasi milenial Y dan Z agar bisa memahami dan menyerap nilai-nilai pancasila. https://www.youtube.com/watch?v=oZntTNRbEuw 

4. Keterampilan communication (komunikasi) kemampuan untuk menyampaikan informasi didunia digital. Seperti membuat konten positif di youtube dan berbagai kebaikan yang dibagikan di platform digital.Om Jay pernah berkata dalam webinar zoom, “Setelah guru mengikuti kegiatan GMLD, guru bisa meningkatkan performanya, sehingga tidak ada lagi guru yang dapat gaji pas-pasan. Tapi dengan memanfaatkan platform digital, guru bisa mendapat point koin, pujian dan cuan”. Guru punya segudang ilmu, jadi buatlah konten kreatif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.



Demikianlah paparan Pak Deni tentang KETERAMPILAN DIGITAL UNTUK MASA DEPAN YANG CERAH Keterampilan 4C itu : Creativity dan Inovation, Critical Thingking, Communication, and Collaboration. Semoga saya bisa meningkatkan dan membiasakan diri untuk menerapkan kemampuan digital untuk membudayakan literasi disekolah.


Ranai, 24 November 2021



sosialina, S. Pd.I 


GURU FAVOURITE

                Tulisan ini adalah untuk melatih kemampuan atau kompetensi  menulis dan kemampuan pedagogi. Guru harus banyak belajar oleh karena itu blog ini saya beri nama Guru Pembelajar Inspiratif.  Tidak ada maksud lain, Sesama guru kita juga dapat meng adopsi apa-apa yang menjadi kelebihan dari teman sejawat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan hasil pembelajaran saya dari pengamatan siswa dalam rangka peringatan Hari Guru. Saya menanyakan Cara belajar yang bagaimana diterapkan guru agar pemlejaran itu menyenangkan?. Tentunya saya tidak menggunakan seperti yang saya tanyakan tadi kepada siswa. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dengan tulisan ini.

 Sebagian Guru dan Tenaga Administrasi SMPN 2 Bunguran Timur


         Banyak ungkapan yang didefinisikan tentang guru, hampir semua tulisan menjelaskan bahwa guru adalah seseorang yang dapat memberi pengetahuan atau ilmu sehingga berdampak perubahan bagi yang menerima. Perubahan yang terjadi terhadap yang menuntut ilmu adalah perubahan cara berpikir, perubahan cara bersikap. Namun pada kenyataannya tidak semua guru dapat membawa perubahan pada siswanya. Apakah karena guru tidak profesional? atau karena guru tidak ikhlas dalam mendidik dan membagikan ilmu? Untuk menjawab pertanyaan ini semua kembali kepada stuasi dan kondisi pada lingkungan belajar yang dijalani setiap guru terhadap siswanya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketercapaian suatu tujuan pembelajaran atau pendidikan.

                Beberapa faktor tersebut dapat berasal dari lingkungan belajar, faktor internal atau eksternal dari diri siswa dan guru itu sendiri, bahkan faktor materi ajar yang memang tidak mudah untuk dipahami. Sebagai guru faktor-faktor tersebut bukan suatu hambatan untuk mendidik dan mengajar siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan untuk dapat belajar memahami kesulitan yang dihadapi selama proses belajar mengajar. Dengan terus belajar memahami kesulitan atau hambatan dalam proses mengajar, tentunya akan menghasilkan refleksi dan tindak lanjut menuju proses pembelajaran yang lebih. Guru akan menemukan betapa beragamnya minat dan bakat siswa, mempelajari metode atau model mengajar yang tepat dalam menyampaikan materi ajar. Menurut  Bapak Aris Ahmad Jaya (Mr. Sugesti Indonesia) jika ingin tujuan pembelajaran tercapai dengan mudah, guru harus bisa membuat siswa tertarik dengan pelajarannya. Guru diharapkan mampu memahami keberagaman bakat siswa dan multi intelegensi yang dimiliki oleh siswa. Seorang siswa yang berbakat dibidang olah raga belum tentu mampu menjadi jago matematika, siswa yang berbakat dibidang bidang seni jangan belum tentu bisa dalam pelajaran bahasa Inggris. Demikianlah keunikan para siswa, guru diminta untuk memahami manusia yang berkembang sesuai bakat dan pola pikir sesuai usianya. 


        Untuk itu, gurulah selanjutnya terus belajar memahami cara pendekatan kepada siswa, menentukan motode atau model pembelajaran yang sesuai dengan heterogenitas siswa. Saya sebagai guru yang merasa belum terlalu mahir memahami bakat dan minat siswa, saya ingin mengetahui guru yang bagaimana yang disenangi oleh siswa ketika proses belajar mengajar dikelas. Guru yang disenangi yang saya maksud disini adalah guru yang memiliki kemampuan menarik bakat atau minat belajar siswa. Guru yang dapat membawa kesan potif dalam pembelajaran di kelas bukan nama personal guru. Kemudian, saya terpikir dan berinisiatif untuk mencari tahu cara seperti apa yang dilakukan guru favourite tersebut membuat siswa tertarik dan menyenangi pelajaran yang dia ajarkan dikelas. Selanjutnya, saya melakukan pendataan atau jajah pendapat kepada siswa mulai tanggal 8 November sampai dengan 13 November 2021. Cara yang saya lakukan adalah meminta siswa mengingat dua puluh tiga guru yang ada di SMPN 2 Bunguran Timur yang mengajar maupun yang tidak mengajar di kelas mereka, saya memandu mereka mengingat semua nama guru. kemudian meminta mereka merasakan guru yang bagaimana artinya cara guru mengajar yang bagaimana membuat kesan positif dalam pembelajaran ataupun yang menginspirasi kebaikan dalam pergaulan kepada mereka. Para siswa antusias menjawab dengan beberapa nama guru yang muncul, mereka ada yang menulis hanya satu nama guru, dua nama guru, dan tiga nama guru, bahkan ada yang lima nama guru yang mereka merasa ada kesan terhadap mereka. Jika dilihat sepintas, seperti kurang pekerjaan saja, apa yang saya lakukan. Namun, bagi saya ini penting karena sebagai guru pembelajar inspiratif sesuai dengan blog yang saya miliki, maka guru jangan lelah mengupgrade diri. Ilmu pengetahuan mengikuti perkembangan zaman perhatikan nasehat  Umar bin Khathab Ra berkata :

عَلِّمُوْا اَوْلاَدَكُمْ فَإِنّهُمْ سَيَعِيْشُ فِى زَمَانِهِمْ غَيْرَ زَمَانِكُمْ فَإِنَّهُمْ خَلَقَ لِزَمَانِهِمْ وَنحَنْ ُخَلَقْنَا لِزَمَانِنَا

“Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”

         Nasehat ini mengarahkan kita sebagai guru dan orangtua hendaknya memahamai zaman dan pola tingkah anak yang berekambang pada zamannya. Seperti kita ketahui bersama, perkembangan dunia digital sekarang ini banyak berdampak pada anak karena perekemabangan informasi dan komunkasi secara terbuka. Siswa lebih berminat dengan hal-hal kekinian padahal hal-hal lama pun belum mereka ketahui. Terjadinya pikiran dermikian karena pengaruhnya perekambangan digital di era 4.0. Siswa banyak mengakses informasi dari dunia maya, yang seharusnya dibimbing dan diawasi oleh orangtua. Usia siswa belum bisa memfilter informasi yang baik bagi mereka dan berdampak negatif untuk mereka. Sehingga, ini menjadi tantangan bagi guru dalam menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Terlalu banyaknya pengaruh yang menarik di dunia digital menjadikan materi ajar yang diberikan oleh guru tidak tanpak menarik.

         Disinilah guru berperan sebagai orangtua kedua di sekolah untuk menyampaikan pendidikan dan pengajaran agar pila pikir anak jadi terarah. Oleh sebab itu, guru menggunakan pendekatan dan menyampaikan pendidikan dengan cara dan sesuai pada zaman mereka. Hasil dari pendataan saya selama satu minggu, diperolah bahwa siswa menyenangi guru yang menyenangkan saat mengajar, bisa menghidupkan suasana belajar dengan ada humor atau canda, mengajar santai  namun tugas selesai, tegas, mengajar menguasai materi dan mudah dipahami,  perhatian kepada siswa, baik, ramah, cantik. Beberapa kreteria tersebut adalah kumpulan dari beberapa tulisan siswa yang saya rangkum dari hasil pendataan selama satu minggu. Ada seorang siswa istimewa dan berbeda dari kelas IX.1B yang tidak saya sebutan namanya, mempunyai alasan untuk tidak menyebutkan nama guru favouritnya karena dia menyangi semua guru. Maksudnya, guru yang mengajar ataupun tidak mengajar di kelasnnya adalah guru yang luar biasa telah mendidik dan mengajar siswa mereka.

        Alhamdulillah, akhirnya tulisan ini juga dapat saya selesaikan. Mau tahu, siapa nama guru yang banyak muncul dalam tulisan siswa kita. Ayoo...Penasarankan? dari dua puluh dua nama guru. Lho, kenapa dua puluh dua? karena saya tidak termasuk sampel, saya sebagai pencari informasi. Kemudian, dapat lah tiga nama yang  sering ditulis siswa. Saya teli dengan peringkat yaitu 1. Bu Fatmawati, S.Pd, 2.  Bu Poppi Sri Savitri, S. Pd dan 3. Bapak Andriko Sitompul, S. Pd.

        Siswa menulis nama dan karakter guru yang ada pada Bapak/Ibu bertiga ini adalah guru yang mengajar suka bercanda, guru yang santai, guru yang baik dan perhatian. Untuk rekan guru hebat yang belum masuk nominasi nama yang terbanyak yang ditulis siswa, ayoo! kita belajar cara Bu Fatma melakukan pendekatan kepada siswa saat belajar, metode Bu Poppi mengajar dan bagaimana Pak Andriko benar-benar memberi perhatian kepada siswa. 🤗🥰👍💐. 

Selamat hari guru, selamat guru favourite SMPN 2 Bunguran Timur tahun 2021.

Mendidik dengan hati, Pulihkan Pendidikan   

 


Ranai, 25 November 2021

(Guru Pembelajar Inspiratif)


Sosialina  

 






Selasa, 23 November 2021

ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL

BERPIKIRAN MELENIAL DI ERA DIGITAL

Menyadari perkembangan teknologi dan informasi, sebagai guru sudah seharusnya kita mengubah midset untuk membersamai perkembangan era digital. Belajar untuk memahami berbagai kemudahan yang ditawarkan digital dalam mengembangkan potensi diri dan mensosialisasikan kepada siswa bagaimana mereka harus menggapi perkembangan ini secara positif. Oleh karena itu, guru lah yang pertama harus menguasai perkembangan era milineal.

Untuk memahami perekambangan era digital dan mendidik anak melinial sebagai guru tidak boleh bosan dan capek mengupgrade kompetensi diri. Alasan tersebut yang membuat saya harus belajar lebih walaupun tertatih-tatih. Hari ini Senin 22 November 2021 di pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD2) di pertemuan ke-10, kami belajar materi tentang ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL  dengan narasumber Bu Rosminiyati, S.Pd. lahir di Pangkalpinang pada 5 April 1970, berprofesi sebagai guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang dari tahun 1994 hingga sekarang. Bapak Muliadi, S. Pd. M. Pd. belaiau adalah pemateri pada di pertemuan ke-8.

Ini  adalah buku Bu Ros dari hasil Belajar Menulis yang beliau tulis diblog 




Dalam pembelajaran kali ini Bu Ros memulai materi dengan memberi definisi kata"Berani"

Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).

Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?

1. Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.

2. Menyalurkan hobi. Hobi merupakan hal yang menarik untuk didokumentasikan, kadang bagi kita apa yang menjadi kegemaran kita adalah hal yang luar biasa namun tidk bagi yang tidak biasa. mereka akan sangat tertarik jika melihat sesuatu yang menyenangkan dan belum pernah mereka lakukan atau suatu tempat yang menarik belum mereka kunjungi. Jika mengabadikannya di ruang digital itu akan menginspirasi orang lain.

3. Tambahan Pengahsilan dari hobi yang menarik akan membuat banyak viewer dan pendukung yang ahirnya tanpa kita sadari akan mendapat penghasilan tambahan.

4. Berbagi peluang kita berbagi kebaikan semakin meluas dengan adanya digital, diatkan untuk selalu membagikan konten dan tulisan-tulisan yang positif seperti memberi motivasi, mendoakan orang lain. Bahkan kita dapat berdakwah melalui platform digital.

Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital

1. Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.

3. Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasilitas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.

4. Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.

5. Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bukanlah hal sederhana.

        Sebagai guru motivator, yang harus dilakukan  adalah mampu membuat sebuah dorongan perubahan terhadap lingkungan sekitar tempat kerja paling tidak kepada rekan kerja dan pada peserta didik. Agar timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan kegiatan literasi digital seperti membaca dan menulis dalam memanfaatkan ruang digital.

Untuk membuat suatu perubahan, tidak lah muadah. Kita yang menginginkan perubahan itu terjadi yang harus terlebih dulu berubah. Para peserta didik akan mudah mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh guru atau arahan guru jika gurunya menyampaikan suatu perintah arahan dengan benar dan tepat. Oleh karena itu, perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.

Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:

1. Tidak bisa -> bisa;

2. Tidak berani -> berani;

3. Sudah bisa -> banyak/terampil;

4. Banyak -> berkualitas;

5. Sendiri -> kolaborasi;

6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;

7. Tidak berguna -> bermanfaat;

8. Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi;

Yakinlah sekecil apapun perubahan yang kita lakukan dalam kebaikan dengan tetap menghangharap ridho Allah SWT maka lelah itu akan mendapat balasan kebaikan pula.


Mari kita bahas satu per satu:

1. Mengubah mindset (pola pikir), antara lain:
•Usia tua  Merasa muda
•Guru jadul -> Guru gaul
•Tidak sempat ->Menyempatkan diri
•Tidak mampu -> Saya bisa
Pada diri sendiri saya berpesan selalu lah berjiwa dan bersamangat muda untuk melakukan perubahan yang lebih baik, Usia boleh tua namun jangan dijadikan alasan untuk melakukan perbaikan dalam pendidikan. Selama kita adalah guru maka untuk memotivasi siswa untuk lebih maju di zaman digitalisasi adalah kewajiban kita. Agar siswa termotivasi tentunya penampakan tua boleh namun jiwa muda penuh karya tetapmenjadi inspirasi para siswa.

Ketika  membaca kalimat ini dari Bu Ros ”Tidak sempat” juga sering diajadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.

    Benar yang disampaikan Bu Ros, mengatur waktu itu sangat penting. Pengalaman saya pada hari Materi ini disampaikan. Kondisi saya sangat tidak kondusif pada jam 12.45 WIB saya sudah berada di tempat undangan pelantikan pengurus PATAYAT NU yang juga dihadiri wakil gubenur Provinsi Kepri. Sepulang dari kegiatan tersebut, jam 16.30 kemudian saya menepati janji untuk mendokan ULTAH ponakan dirumahnya dengan menghabiskan waktu 30 menit menjemput anak dan langsung kerumahnya. Kemudian pada jam 17.15 kami kembali kerumah mempersiapkan ibadah maghrib dan menemani anak belajar dan bercengkrama. Pada jam 19.30 WIB saya kembali menghadiri undangan temuramah bersama Ka. Kanwil kementrian Agama dengan ketua Ormas Islam yang kebutan saya diamanahkan menjabat sebagai ketua PD. BKMT Kab. Natuna dan acara selesai jam 21.30. sesampainya dirumah my litlle son sudah menunggu minta dinina bobokan dengan sholawat badar khas pengantar tidur. Akhirnya pada jam 22.14 baru bisa membaca materi dari Bu Ros. Alhamdulillah luar biasa, perempuan berjiwa melenial menularkan virus semangat untuk membuat perubahan. Bu Ros menyampaikan banyak hal tentang perubahan benar saja untuk berubah niat itu sangat penting. Perubahan ini berawal dari niat untuk memberi contoh pada anak-anak yang menjadi tanggung jawab saya dirumah. Untuk hasil lainya biarlah Allah menentukan.

 .

3. Berani keluar dari zona nyaman. Dulu saya sangat merasa nyaman dengan mengisi waktu hanya dengan membaca berita di sosmet atau menonton cerita, namun sekarang saya merasa ada tantangan lain ketika dapat menyelesaikan tugas pada setiap sesi di pelatihan GMLD2.

 4. Bergabung dalam komunitas. Dulu guru saya pernah berkata jika berteman dengan tukang minyak wangi maka kamu akan terpercik wanginya. Seperti itulah yang saya rasakan bergabung dikomunitas guru mau menulis dan saling memotivasi tersa ada semangat yang tertular dan banyak ilmu yang bermanfaat yang sebelumnya belum saya ketahui saya dapatkan disini.

5. Bangun kolaborasi. Kemarin saya baru menyelesaikan pembelajaran menulis yang dibina oleh Bu Sri Sugiastuti (Kanjeng). Kemudian dengan berkolaborasi dengan peserta lainnya menulis buku antologi benar dengan berkolaborasi bisa saling melengkapi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.

Pada meteri ini juga bu Ros membagikan video berikut ini sebagai contoh hasil kolaborasi. Beliau yang belum bisa membuat video, tapi menghasilkan video karena adanya kolaborasi. berikut linknya. https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs

6. Mulai. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi. DO WHAT YOU CAN DO TODAY, DON'T POSTPONE IT UNTIL TOMORROW.

Bagaimana caranya?

1. Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

2. Melakukan sosialisasi tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:

Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;

Pada saat upacara atau waktu khusus.

3. Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.

Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.

4. Memotivasi:

Mengadakan perlombaan;

Memberikan hadiah, dll.



Dari diagram diatas dapat kita pahami bahwa guru motivator hendaknya bisa menjadi pelopor perubahan literasi sekolah agar lebih berkembang. Guru motivator harus membawa perubahan terhadap literasi di lingkungan sekolah melalui media digital. Menularkan budaya berliterasi kepada para guru dan siswa.





Ranai, 22 November 2021


Sosialina, S.Pd. I






Sabtu, 20 November 2021

CARA AMPUH MEMAKSIMALKAN POTENSI DI DIGITAL WORLD

 Dunia Digital Sebagai Media Mengembangkan Potensi Diri

            Berbicara tentang dunia digital seperti berada pada sebuah tempat yang tidak berdinding dari setiap sudut dari tempat duduk, kita bisa melihat belahan dunia manapun. Betapa kita harus belajar dan menguasai perkembangan zaman teknologi 4.0 agar tidak tergulung oleh kecanggihan dan perkembangan informasi disegala bidang. Sebagai masyarakat yang berada ditengah kondisi ini mau tidak mau harus berusaha mengembangkan dan memaksimalkan potensi diri sesuai perkembangan zaman. Selanjutnya media digital sudah menjadi media yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sekarang ini. Oleh karena itu, agar dapat bersaing bersama kemajuan zaman, hendaknya kita harus mengoptimalkan potensi diri melalui digital. 

Hari ini 19 November 2021, sebelum mengikuti kegiatan zoom di materi ke-9 pada pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD). Materi hari ini CARA AMPUH MEMAKSIMALKAN POTENSI DI DIGITAL WORLD dengan narasumber hebat Ibu. Hewiyah, S. Pd. M. M dan moderator MS PHIA yang selalu bersemangat memotivasi peserta.



                                            

                                                                    Berikut profil narasumber 


Sebelum menjelaskan lebih dalam materi ini Bu Hel memaparkan perbedaan antara dunia digital dan digital world yaitu:

    •  Dunia Digital adalah ketersediaan dan penggunaan alat digital untuk berkomunikasi di internet, perangkat digital, perangkat pintar serta tekhnologi lainnya.
    • Digital World adalah wahana dimana pengunjung- dapat bermain sambil belajar yang menyajikan alat peraga interaktif mengenal tekhnologi berbasis digital.
Sedangkan


Kemudian untuk mengembangkan potensi digital ada 3 aspek yang harus dipahami, terutama dimasa pandemi. Tiga aspek ini meliputi :

                   
Dari ketiga aspek tersebut sangat menenukan peluang kita untuk mengembangkan potensi. Apa yang sedang kita alami di masa pandemi sekarang ini adalah peluang untuk mengembangkan potensi diri. Bisa memulai bisnis online, bisa memperbanyak konten dan semuanya harus didukung dengan keterampilan kita menggunakan digital sehingga potensi yang sebelumnya tidak kita dapatkan pada masa normal ternyata kita mampu mengembangkannya di masa pandemi. Ada tujuh(7) cara ampuh untuk memaksimalkan potensi di dunia digital yaitu: 

 

1. Merubah Mind set/ pola pikir

 Pola pikir kita kadang membuat kita tidak maju, merasa tidak percaya diri dengan potingan atau konten yang kita buat. Jika ingin berhasil kita harus percaya diri yakinkan hati bahwa niat baik kita memposting hal-hal yang bernilai positif akan berdampak positif juga bagi kita. Jangan ragu untuk memposting hal-hal positif sehingga postingan itu menjadi hal baru bagi orang lain yang belum pernah tahu atau membaca dan melihatnya.

2. Membuat terget market

Sebelum menentukan apa yang akan kita posting, sebaiknya kita mengenal dulu jenis dan tujuan postingan kita ditujukan kepada siapa, siapa yang akan menonton atau membacanya. Sehingga postingan yang bernilai positif tadi dapat nikmati oleh orang lain secara meluas dan akan banyak follower yang merindukan postingan kita.

3. Menghargai karya orang lain

 Selanjutnya menghargai karya orang lain ini sangat penting dalam membuat postingan. Kita harus menjaga karya orang lain dengan tidak memplagiatnya menjadi tulisan kita. Secara umum banyak orang menulis dari ide orang lain yang dikembangkan menjadi ide yang diperbahurui itu akan nampak lebih berkesan, dan itu adalah cara kita mengembangkan diri. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh bapak Aris untuk mengamati, meniru dan tambahi dimodifikasi, sehingga kita tidak lagi menulis tulisan orang lain tetapi menulis dengan cara kita sendiri.

4. Menghindari dari menyebar hoaks

 Hal ini sangat penting kita perhatikan, jangan sampai kita ikut-ikutan menebarkan hoaks kepada orang lain. Kembangkan potensi untuk cek and recek setiap postingan yang masuh di smarphone kita.

5. Memposting Konten

Berusalah untuk selalu memposting konten positif setiap hari agar postingan positif memenuhi jejaringan sosial dan menebarkan energi positif. Usaha ini gunanya membangaun intraksi kepada pengguna digital lainnya.

6. Mengupdate skill terus menerus

 Terus belajar menggunakan berbagai fitur dalam HP untuk mengoptimalkan potensi digital dan pengembangan personal branding.

7. Tetap konsisten 

 Istiqomah atau tetap pendirian untuk memposting konten di dunia digital pada fitur mana pun yang penting sehari harus ada satu postingan positip yang bagikan ke media sosial.

 



Ranai, 19 November 2021



Sosialiana









Membuat Cover Buku yang Menarik

 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI Resum e   Pertemuan       :  27 Kelas               : Gel. 23 Materi              : Membuat Cover ...