Hati-Hati Postingan Hoax
Hantar galah pada kayu,
Harap dapat pongkah rambutan,
Hoax adalah berita palsu,
Hoax dapat hancurkan persatuan,
Semenjak berkembangnya dunia digital mulai lah kita mengenal kata HOAX, kata yang sederhana namun membuat banyak orang kecewa dan terluka.
Membaca dan berpikir bagaimana membuat materi hari ini tentang STRATEGI MENANGKAL HOAKS yang disampaikan oleh Bu Heni Mulyati, M. Pd cantik lahir di Cilacap, 11 Januari 1982, menamatkan pendidikan S1 dan S2 dari UNJ pada bidang bimbingan dan konseling dengan IPK 3,83 dan 3,71 dengan moderator Bapak Muliadi yang tinggal jauh di kota Tolitoli Wilayah Tengah Indonesia.
Untuk pembahasan perkembangan era digital, saya jadi teringat ketika masih jalan-jalan ke warnet untuk menyelesaikan tugas kuliah. Internet belum bisa diakses menggunakan Android atau smart phone. Media informasi yang ada hanya TV, radio, dan koran cetak.
Sekarang media informasi sudah sangat berkembang dengan pesat selaras dengan perekabangan teknologi digital, siapa saja dapat menyampaikan informasi dalam dunia digital. Smart phone merupakan alat yang paling dominan dalam mengakses informasi, membuat dan menebar informasi.
Sebagai pengguna teknologi digital sebaiknya harus lebih jeli dan teliti dalam memahami informasi yang diterima baik di media sosial, maupun grup komunikasi komunal. Karena banyak sekali informasi yang berseleweran bagaikan debu yang tiup angin bisa tersentuh dan hinggap pada smart phon siapapun. Apakah informasi benar maupun informasi dusta atau tidak benar. Untuk menyikapi perkembangan informasi yang masif, kita harus hati-hati dan selektif dalam menerima informasi jangan asal percaya dan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Mafindo sendiri melakukan pemeriksaan fakta berdasarkan laporan yang masuk. Terdapat 2.298 hoaks selama tahun 2020. Dilihat dari temanya, politik dan kesehatan menduduki peringkat dua terbesar dibanding tema-tema lainnya. (sumber: Litbang Mafindo).
Data tersebut dilihat dari saluran peredarannya, FB, WA, dan Twitter menjadi tempat dimana hoaks banyak beredar. Situasi yang seperti ini menyebabkan perubahan pola pikir atau tindakan seseorang terhadap sebuah situasi dikarenakan banjirnya informasi yang kadang diterima dengan mutlak, dan kadang ditolak tanpa mencari tahu kebenarannya. Situasi yang dapat timbul akibat masifnya perkembangan informasi yaitu:
1. Era Post Truth ditandai dengan ketika suatu fakta diberikan, seseorang cenderung tidak menerimanya. Hal ini lebih dikarenakan emosi yang dominan dan keyakinan pribadi.
Diawal tulisan ini saya mendepinisikan hoaks adalah berita palsu, bohong atau tidak benar. Kemudian mari kita lihat definisi dari slide yang disampaikan narasumber Bu Heni.
Hoaks sendiri dari asalnya sudah digunakan abad ke-17. Asal kata ‘hocus’. Hocus pocus, mirip dengan sim salabim di sulap. Dari sisi pengertiannya, hoaks adalah infomasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Beberapa penyebab orang mudah percaya hoaks yaitu:
1. Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata.
2. Polarisasi masyarakat
3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta
Selanjutnya, Apa motif seseorang mau menebar hoaks?
Banyak alasan seseorang menyebarkan hoaks karena motif ekonomi. Ada orang- orang yang membuat situs tertentu yang isinya provokatif. Jika seseorang mengakses atau mengelik tautan yang membuat dapat keuntungan yang mengakses mendapat kerugian berupa perpecahan. Berikut ini link yang dapat kita akses mengenal disinformasi dan misinformasi. https://www.youtube.com/watch?v=ojCpsFhmSS0.
Ciri-ciri informasi hoaks biasanya, sumber informasi tidak jelas, biasanya bangkitkan emosi, kelihatan ilmiah namun salah, isinya sembunyikan fakta, dan minta diviralkan.
Apa dampaknya? Akan timbul perpecahan dan saling curiga antara kita. Selain itu muncul kebingungan bedakan mana yang hoaks dan bukan. Dapat pula membuat meninggal seorang karena terlalu percaya dengan informasi yang didapat. Karena percaya hoaks akhirnya terlambat penanganan medis.
3. Tips periksa fakta secara singkat.
Cara yang baik untuk menyikapi masalah hoaks, kita harus periksa kebenaran yaitu dengan cara tunar nalar sebagai sumber pembelajaran mari lihat di link berikut ini. https://www.youtube.com/watch?v=rX5z3PBmwtM
Setelah kita menonton tayangan kita bisa memahami beberapa cara cepat untuk periksa fakta.
Kita juga bisa mengklik link berikut://www.literasidigital.id/ Bisa juga ke youtubenya Mafindo agar tahu hoaks terkini apa saja.
Demikian materi yang disampaikan narasumber tentang Strategi Menangkal Hoaks.
Berhati-hatilah dalam mengakses, menggunakan, membuat dan menebarkan informasi, agar tidak tesandung Undang-Undang IT akibat dari berita Hoaks.
Ranai, 10 November 2021
Jualan arang dipantai dangkal,
Inti akar hulu belukar,
Jadilah orang pintar digital,
Informasi benar baru disebar,
Keren, semangat terus menulis
BalasHapusterima kasih Bu, sama-sama belajar menulis.
HapusSangat menginspirasi tulisannya. Semangat trus untuk berkarya melalui tuisan ya bu. Sukses selalu 👍😊
BalasHapusTerima kasih, Bu linda. Terus belajar.
HapusMantaaappp... resume sudah jadi dan bisa dinikmati.
BalasHapusNamun ada sedikit ganjalan di hati, seandainya penyusunan paragraf diedit sedikit lagi tentunya akan terlihat lebih rapih...
mohon maaf, hanya sedikit saran dari seorang yang juga sedang belajar