Mengapa Harus Meninggalkan Jejak Digital?
Menurut KBBI jejak adalah bekas telapak kaki atau bekas langkah. Jejak merupakan tanda pernah adanya suatu perjalanan, atau pristiwa, bisa saja itulah perjalanan kehidupan seseorang. Bagaimana kita bisa memahami sejarah kemerdekaan Indonesia jika kita tidak menemukan jejak sejarahnya dari dokumen penting dan pelaku sejarah. Begitulah pentingnya meninggalkan jejak kehidupan. Sesuai dengan perekambangan zaman, kita bisa meninggalkan nama dan kisah kehidupan kita melalui media digital. Penjelasan tadi tidak sama persis dengan apa yang disampaikan oleh narasumber Bapak Dedi dwitagama dengan materi "YUK KELOLA JEJAK DIGITAL DENGAN BAIK" dan moderator Ibu Helwiyah di pertemuan ke-2 dalam pelatihan Guru Motivator Literasi Digital. Namun penjelasan tentang kata "jejak" mewakili pemahaman saya pada kesempatan materi tersebut.
Apa yang saya tulis di halaman blog ini, juga merupakan satu cara meninggalkan jejak bahwa saya pernah belajar untuk memahami pentingnya mengelola jejak digital. Selanjutnya, mengapa harus meninggalkan jejak digital? kita bukanlah pelaku sejarah, namun akan dikenang seperti tokoh sejarah ketika meninggalkan jejak positif berupa karya inspiratif atau tulisan kalimat-kalimat yang dapat menginspirasi dan memotivasi pembaca melakukan hal-hal baik atau berubah lebih baik dalam kehidupan mereka. Seorang siswa sangat mengingat kenangan yang berkesan dari guru mereka, ketika bimbingan seorang guru tersebut membuka mindset dan membawa perubahan dalam kehidupan mereka. Kenangan terhadap guru favorit akan hanya menjadi kenangan biasa, tinggal mengenang nama dan poto dalam album kenangan. Itupun jika pernah mendokumentasikan kebersamaan dengan sang guru. Contohnya, ketika Pak Dedi meminta untuk mencari nama guru favorite saya sore ini di internet. Saya tidak menemukannya. Saya berpikir benar dan harus melakukan meninggalkan jejak digital tentang kehidupan saya apakah itu berupa tulisan atau poto kegiatan pribadi saya, yang mana nanti akan mudah ditemukan oleh keluarga saya. Banyak sosial media yang dapat digunakan untuk memposting berbagai tulisan dan poto, seperti instagram, facebook, blog dan lain-lain, yang terpenting apa pun yang akan kita jadikan jejak kehidupan kita adalah sesuatu yang bernilai positif.
MENGELOLA JEJAK DIGITAL
Harus hati-hati untuk memposting segala sesuatu terutama saat ini kita menggunakan digital, seluruh dunia melihat dan membaca. Oleh karena itu, bijak lah dalam mengelola jejak digital kita. Menurut pak Dedi jika kita adalah guru, maka kita bisa mengajak siswa membersamai kita dalam mengelola jejak digital seperti meminta siswa untuk membuat tugas mata pelajaran yang kita ampu kemudian kita posting kegiatan tersebut atau hasil karya anak di sosial media dengan akun yang kita punya. Sehingga hal tersebut akan menjadi jejak yang dapat menginspirasi orang lain.
- Berusaha untuk membuat jejak kebaikan secara digital dapat berupa tulisan atau poto kegiatan.
- Merekam dokumen cetak melalui tulisan digital, seperti menulis resume sebuah buku.
- Pilihlah ruang digital yang kita miliki dengan identitas yang jelas.
- Tidak yakin dengan keamanan digital gunakan saja nama pena, dan optimalkan sosial media sebagai bahan belajar.
- Gunakan kemampuan yang dimiliki dengan penuh keyakinan bahwa kita bisa membuat jejak gital.
Luar biasa... Bunda, becron blog warna hijau sangat menyejukkan hati
BalasHapusTerima kasih Bunda, saya masih harus belajar keras untuk meningkatkan kemampuan berdigital..☺️
Hapusterimaksih Bu...terus belajar bersama narasumber hebat dan Bapak/Ibu peserta yang luar biasa
BalasHapusBlog yang ngademin... boleh ikutan ya Bu
BalasHapusAlhamdulillah, jadi malu dengan senior...mohon masukan dan bimbingan.🙏🙏
HapusSangat nikmat membaca resume ini
BalasHapusSemoga jejak digital kita dapat
Terimakasih sudah berbagi
Aamiin, semangat pak...saya baru tahap belajar. Semoga semangat bapak Ibu bisa tertular kepada saya.☺️
HapusMantap ,ayo semangat kita bu
BalasHapusTerima kasih, Bu...semangat...
HapusMantap, tetap semangat untuk mewujudkan Merdeka Belajar
BalasHapusmantap bu ayo kita sama sama belajar
BalasHapus